Peristiwa pembelahan dada muhammad saw.
Suatu hari anakku dan Muhammad
bermain-main bersama kambing-kambing kami di belakang tenda kami. Tiba-tiba
anakku datang tergesa-gesa dan berkata, “Anak suku Quraisy itu telah dibunuh!”
Aku dan suamiku segera mencarinya ke belakang rumah. Ia menemui kami dengan
raut wajah yang pucat. Aku dan suamiku bergantian memeluknya.
Beberapa saat kemudian kami bertanya
kepadanya, “Engkau kenapa?” Ia hanya bisa menjawab, “Aku tidak tahu. Tadi ada
dua orang datang kepadaku, lalu keduanya membelah perutku dan mencucinya.”
Mendengar ceritanya itu, suamiku
berkata, “Aku kira anak ini diserang (jin). Segeralah engkau mengembalikan anak
ini kepada keluarganya, sebelum urusannya semakin besar saat berada di sini.”
Suamiku terus mendesakku untuk berangkat ke Makkah. Atas desakan itu, aku
segera membawanya kepada ibunya.
“Sebagai ibu susuannya, aku telah
menyapihnya. Aku khawatir ia terkena musibah, untuk itu terimalah ia kembali.”
Aminah bertanya, “Kenapa engkau tidak ingin merawatnya lebih lama?
Bukankah dahulu engkau meminta kepadaku agar ia engkau bawa saja? Mungkin
engkau mengkhawatirkan setan menyerang anakku ini. Janganlah khawatir, anakku
ini dilindungi dari setan. Aku akan memberitahukan kepadamu, saat aku
melahirkannya, aku melihat dari tubuhku keluar sebuah cahaya yang menerangi
istana-istana Bushra di negeri Syam.”
Peristiwa
pembelahan dada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam pada masa kanak-kanak
saat diasuh oleh keluarga Halimah bintu Harits As-Sa’diyah ini merupakan
peristiwa yang dituturkan oleh semua sejarawan Islam. Peristiwa tersebut juga disebutkan dalam hadits-hadits
shahih dan hadits-hadits lemah dari berbagai jalur periwayatan. Di antaranya
diriwayatkan oleh imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu sebagai
berikut:
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu
‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam didatangi oleh
malaikat Jibril saat beliau sedang bermain dengan anak-anak sebayanya. Malaikat
Jibril mengambil beliau, membaringkannya, membelah dadanya, mengeluarkan
jantung (hati)nya dan mengeluarkan segumpal darah yang menggantung dari dalam
jantung (hati)nya. Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah bagian setan darimu.”
Malaikat Jibril kemudian mencuci
jantung (hati) beliau dalam sebuah wadah yang terbuat dari emas dengan air
zamzam, kemudian menyatukan jantung (hati)nya dan mengembalikannya ke tempatnya
semula.
Anak-anak sebaya yang bermain bersama beliau bergegas mendatangi
ibu susuan beliau dan berkata, “Muhammad telah dibunuh!” Maka mereka beramai-ramai
mendatangi beliau dan saat itu wajah beliau berubah pucat karena takut. Anas
bin Malik, “Saya telah melihat bekas jahitan itu pada dada beliau.”
Hadits shahih
lainnya tentang hal itu diriwayatkan oleh imam Ibnu Ishaq dan Ahmad dari Khalid
bin Ma’dan dari beberapa orang sahabat radhiyallahu ‘anhum sebagai berikut:
Imam Ibnu Ishaq berkata, “Tsaur bin
Yazid menceritakan kepadaku dari Khalid bin Ma’dan dari beberapa orang sahabat
radhiyallahu ‘anhum, bahwasanya mereka pernah berkata kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa salam, “Beritahukanlah perihal Anda kepada kami!”
Beliau menjawab, “Baiklah. Aku adalah
buah dari doa nabi Ibrahim dan kabar gembira nabi Isa ‘alaihimas salam. Ketika
ibuku mengandungku, ia melihat dari tubuhnya keluar sebuah cahaya yang
menerangi istana-istana di negeri Syam. Aku kemudian disusukan pada Bani Sa’d
bin Bakar. Suatu hari ketika aku sedang berada di belakang kandang
kambing-kambing kami, tiba-tba datang kepadaku dua orang laki-laki yang memakai
pakaian putih. Keduanya membawa sebuah wadah yang terbuat dari emas dan penuh
berisikan es. Keduanya membaringkan diriku, membelah perutku, kemudian
mengeluarkan jantung (hati)ku, lalu membelahnya dan mengeluarkan dari dalamnya
satu gumpalan darah hitam, lalu keduanya membuangnya. Keduannya lalu mencuci
jantung (hati)ku dan perutku dengan air es. Ketika keduanya telah selesai
mencucui sampai bersih, keduanya mengembalikannya seperti semula.
Salah seorang di antara keduanya lalu
berkata kepada kawannya, “Timbanglah ia dengan sepuluh orang dari umatnya!”
Ia pun menimbang diriku dengan
sepuluh orang umatku, ternyata bobotku lebih berat daripada bobot mereka.
Salah seorang di antara keduanya lalu
berkata kepada kawannya, “Timbanglah ia dengan seratus orang dari umatnya!”
Ia pun menimbang diriku dengan
seratus orang umatku, ternyata bobotku lebih berat daripada bobot mereka.
Salah seorang di antara keduanya lalu
berkata kepada kawannya, “Timbanglah ia dengan seribu orang dari umatnya!”
Ia pun menimbang diriku dengan seribu
orang umatku, ternyata bobotku lebih berat daripada bobot mereka.
Salah seorang di antara keduanya lalu berkata kepada kawannya,
“Biarkanlah ia, sebab seandainya engkau menimbang dirinya dengan seluruh
umatnya, niscaya bobotnya lebih berat daripada bobot mereka semua.”
Hadits-hadits
tentang peristiwa itu juga diriwayatkan oleh imam Ad-Darimi, Al-Hakim, Ibnu
Khuzaimah, Abu Nu’aim Al-Asbahani, Al-Baihaqi, Ibnu ‘Asakir, Ibnu Abi Ashim dan
lain-lain. Kebenaran berita tentang hal itu
tidak diragukan lagi. Semua kitab sirah nabawiyah juga telah menyebutkannya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
dari Ubay bin Ka’ab dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa salam antara lain menuturkan:
“Salah seorang (malaikat) itu berkata kepada kawannya (malaikat
lainnya): “Belahlah dadanya!” Maka salah satu dari keduanya mendekat kepada
dadaku dan membelahnya, tanpa keluar darah dan tanpa ada rasa sakit. Kawannya
berkata, “Keluarkanlah kedengkian dan rasa iri!” Maka kawannya mengeluarkan
sesuatu seperti segumpal darah hitam dan membuangnya. Kawannya berkata kembali,
“Masukkan kepadanya rasa kasih sayang dan rasa cinta!” Ternyata seperti yang
dikeluarkan, menyerupai perak. Ia kemudian menggoyang-goyang jempol kaki
kananku dan berkata: “Pulanglah dengan selamat!” Maka aku pun kembali dengan
selamat, sehingga aku menjadi orang yang mengasihi anak-anak dan menyayangi
orang-orang tua.”
Dalam hadits yang lain dari Anas bin
Malik disebutkan apa yang diisikan ke dalam hati beliau pada peristiwa
pembelahan dada yang pertama tersebut:
Dari Anas bin Malik dari Nabiyullah
Shallallahu ‘alaihi wa salam bahwasanya malaikat Jibril mengeluarkan hati
beliau ke dalam sebuah wadah yang terbuat dari emas, kemudian malaikat Jibril
mencucinya dan mengisinya dengan hikmah dan cahaya atau hikmah dan ilmu.”
0 komentar:
Posting Komentar