Kelahiran rasulullah saw.
Rasulullah saw.
lahir pada hari senin, 12 rabiul awal tahun gajah. Atau 21 april tahun 571 M.
Rasulullah lahir dalam keadaan yatim, ayahnya meninggal saat ibunya mengandung.
Ketika rasulullah saw. lahir, ibunya mengutus beliau kepada kakeknya yaitu abdul
muthalib agar mengumumkan kabar gembira tsb kepada masyarakat quraisy.
Kemudian abdul mutholib memangku rasulullah dan membawanya masuk kedalam
ka’bah. semua keluarga rasul sangat senang, termasuk paman-pamannya. Maka abdul
mutholib pun berdoa dan bersyukur kepada allah atas kelahiran cucunya tersebut.
Hikmah dari
kelahiran rasulullah dalam keadaan yatim
Sebagai pengemban
da’wah, permasalahan yatim dan kehidupan adalah hal kecil yang dapat menjadikan
seorang da’i atau pemimpin lebih peka dan sayang terhadap orang yatim, dhuafa
dan orang orang lemah dan menjadikan mereka sebagai prioritas dari yang
lainnya. Setiap da’i atau pemimpin perlu memiliki besarnya kepekaan yang bisa
menjadikan ia ikut merasa perih dan prihatin dengan kondisi orang-orang lemah.
Dan rasa peka itu tidak ada mata pelajarannya kecuali ada dalam pelajaran
kehidupan yang dilalui.
Disusuinya nabi muhammad
Wanita pertama
yang menyusui nabi muhammad setelah ibundanya adalah tsuaybah, budaknya
abu lahab.
Dan waktu itu,
kebiasaan orang arab adalah mencarikan wanita badui untuk menyusui anak-anak
mereka. Supaya anak-anak mereka memiliki tubuh yang kuat dan fasih berbicara
bahasa arab. Berkat kehendak allah swt. yang menjadi ibu susunya rasulullah
adalah halimatussa’diyah.
Halimah berkisah
bahwa dia pergi meninggalkan daerah tempat tinggalnya bersama suaminya al-harits
bin abdul ‘uzza dan anaknya yang masih menyusu, yaitu abdullah bin
al-harits. Sudah menjadi kebiasaan para wanita bani sa’ad mencari pekerjaan
sebagai tukang menyusui bayi. Sehingga, ketika musim paceklik tiba dan mereka
sudah tidak memiliki apa-apa lagi.... halimah berkata, “aku memiliki keledai
betina yang warnanya agak hijau dan unta betina yang sudah tua. Demi allah,
unta betina itu tidak menghasilkan susu setetespun, sehingga kami setiap malam
tidak dapat tidur, sebab bayi kami terus menangis karena lapar, air sususku
tidak mencukupi, sedang air susu untaku tidak membuatku kenyang, namun kami
terus berharap untuk mendapatkan pertolongan dan kemudahan hidup. Aku pergi
mengendarai keledaiku, ketika aku sudah merasa lelah dan kurus karena
perjalanan yang sangat jauh, maka sampailah aku di mekkah. Di mekkah aku
menawarkan jasa sebagai tukang menyusui bayi. Namun, tidak satupun wanita yang
menawarkan bayinya untuk disusukan kepadaku, kecuali satu orang wanita saja,
yaitu aminah yang menawarkan rasulullah saw. awalnya, aku tidak mau
menerimanya, sebab dia itu yatim, sedang aku berharap mendapatkan bayi yang
ayahnya masih hidup. Sebab, kalau anak itu yatim, apa yang akan diperbuat oleh
ibu dan kakeknya, aku tidak suka itu. Melihat semua wanita dari bani sa’ad
telah mendapatkan bayi untuk disusuinya, kecuali aku, maka ketika kami hendak
kembali, aku berkata pada suamiku, demi allah, aku tidak akan pulang tanpa
membawa bayi yang akan aku susui. Demi
allah, aku akan pergi mengambil bayi yatim itu. Suamiku berkata, “lakukanlah,
mudah-mudahan allah memberi kita berkah dengan adanya bayi itu.”
Halimah berkata:
“akupun pergi mengambil bayi itu, lalu aku gendong dia menuju kendaraanku.
Ketika aku taruh dia dipangkuanku, maka air susuku menjadi deras, sehingga dia
dan saudaranya dapat minum dengan puas, lalu keduanya tidur. Kami pun dapat
merasakan tidur nyenyak yang sebelumnya tidak pernah kami rasakan. Dan ketika
suamiku pergi melihat unta kami, maka ia mendapatinya sedang penuh air susunya.
Lalu suamiku mengambil air susunya untuk kami minum bersama-sama hingga kami
merasa puas dan kenyang. Itulah malam pertama yang kami lalui dengan kebaikan
dan kebahagiaan.
Halimah
berkata, “ketika pagi suamiku berkata: ‘ketahuilah! Hai halimah, sugguh kamu
telah mengambil manusia pembawa berkah.’ Aku berkata: ‘demi allah, memang itu
yang aku harapkan.’ Kemudian kami pergi. Sedang aku dan bayi yatim yang aku
bawa menunggang keledaiku. Demi allah, keledaiku mampu menempuh perjalanan yang
tidak mampu dilalui oleh keledai-keledai yang lain. Sehingga teman-temanku
berkata padaku: ‘hai anak perempuan abi duaib, lihatlah kami, tidakkah ini
keledaimu yang kamu tunggangi sebelumnya? Aku berkata: tentu, keledai ini adalah
keledai yang aku tunggangi sebelumnya.’ Mereka berkata: ‘demi allah sekarang
keledaimu lain daripada yang lain.’ Tidak lama kemudian, kami pun sampai
dirumah didaerah bani sa’ad tanah didaerah bani sa’ad erupakan tanah yang
paling gersang yang ada di bumi allah ini. Namun, ketika kami sampai dirumah,
kami dapati kambing kambing kami sudah kenyang dan putingnya penuh dengan susu.
Lalu kami memerasnya dan meminumnya. Sedang kambing tetanggaku tidak didapati
setetespun air susu dari putingnya. Sehingga mereka berkata kepada tukang
gembalanya: “gembalakanlah kambing-kambing ini dimana kambing halimah
digembalakan.” Meski demikian, kambing mereka pulang dalam keadaan lapar dan
tidak memiliki susu setetespun. Sedang kambing kambing kami, pulang dalam
keadaan kenyang dan penuh dengan air susu.
Kami
senantiasa mendapatkan tambahan kebaikan dari allah hingga muhammad berumur dua
tahun dan aku menyapihnya. Muhammad mengalami pertumbuhan yang cepat, tidak
seperti anak-anka yang lain. Ketika umurnya masih belum mencapai dua tahun dia
sudah kelihatan sebagai anak yang kekar dan kuat. Kami kembalikan dia pada
ibunya, Padahal kami masih sangat ingin dia tinggal bersama kami, sebab kami
melihat berkah yang ada padanya. Kami memohon kepada ibunya, agar mengijinkan
muhammad tetap tinggal bersama kami hingga besar dan kuat, dan dia
mengijinkannya.
0 komentar:
Posting Komentar