Selasa, 29 September 2015

Liqo3 VII: kelahiran dan disusuinya nabi muhammad

Kelahiran rasulullah saw.
Rasulullah saw. lahir pada hari senin, 12 rabiul awal tahun gajah. Atau 21 april tahun 571 M. Rasulullah lahir dalam keadaan yatim, ayahnya meninggal saat ibunya mengandung. Ketika rasulullah saw. lahir, ibunya mengutus beliau kepada kakeknya yaitu abdul muthalib agar mengumumkan kabar gembira tsb kepada masyarakat quraisy. Kemudian abdul mutholib memangku rasulullah dan membawanya masuk kedalam ka’bah. semua keluarga rasul sangat senang, termasuk paman-pamannya. Maka abdul mutholib pun berdoa dan bersyukur kepada allah atas kelahiran cucunya tersebut.
Hikmah dari kelahiran rasulullah dalam keadaan yatim
Sebagai pengemban da’wah, permasalahan yatim dan kehidupan adalah hal kecil yang dapat menjadikan seorang da’i atau pemimpin lebih peka dan sayang terhadap orang yatim, dhuafa dan orang orang lemah dan menjadikan mereka sebagai prioritas dari yang lainnya. Setiap da’i atau pemimpin perlu memiliki besarnya kepekaan yang bisa menjadikan ia ikut merasa perih dan prihatin dengan kondisi orang-orang lemah. Dan rasa peka itu tidak ada mata pelajarannya kecuali ada dalam pelajaran kehidupan yang dilalui.
Disusuinya nabi muhammad
Wanita pertama yang menyusui nabi muhammad setelah ibundanya adalah tsuaybah, budaknya abu lahab.
Dan waktu itu, kebiasaan orang arab adalah mencarikan wanita badui untuk menyusui anak-anak mereka. Supaya anak-anak mereka memiliki tubuh yang kuat dan fasih berbicara bahasa arab. Berkat kehendak allah swt. yang menjadi ibu susunya rasulullah adalah halimatussa’diyah.
Halimah berkisah bahwa dia pergi meninggalkan daerah tempat tinggalnya bersama suaminya al-harits bin abdul ‘uzza dan anaknya yang masih menyusu, yaitu abdullah bin al-harits. Sudah menjadi kebiasaan para wanita bani sa’ad mencari pekerjaan sebagai tukang menyusui bayi. Sehingga, ketika musim paceklik tiba dan mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi.... halimah berkata, “aku memiliki keledai betina yang warnanya agak hijau dan unta betina yang sudah tua. Demi allah, unta betina itu tidak menghasilkan susu setetespun, sehingga kami setiap malam tidak dapat tidur, sebab bayi kami terus menangis karena lapar, air sususku tidak mencukupi, sedang air susu untaku tidak membuatku kenyang, namun kami terus berharap untuk mendapatkan pertolongan dan kemudahan hidup. Aku pergi mengendarai keledaiku, ketika aku sudah merasa lelah dan kurus karena perjalanan yang sangat jauh, maka sampailah aku di mekkah. Di mekkah aku menawarkan jasa sebagai tukang menyusui bayi. Namun, tidak satupun wanita yang menawarkan bayinya untuk disusukan kepadaku, kecuali satu orang wanita saja, yaitu aminah yang menawarkan rasulullah saw. awalnya, aku tidak mau menerimanya, sebab dia itu yatim, sedang aku berharap mendapatkan bayi yang ayahnya masih hidup. Sebab, kalau anak itu yatim, apa yang akan diperbuat oleh ibu dan kakeknya, aku tidak suka itu. Melihat semua wanita dari bani sa’ad telah mendapatkan bayi untuk disusuinya, kecuali aku, maka ketika kami hendak kembali, aku berkata pada suamiku, demi allah, aku tidak akan pulang tanpa membawa bayi yang akan aku susui.  Demi allah, aku akan pergi mengambil bayi yatim itu. Suamiku berkata, “lakukanlah, mudah-mudahan allah memberi kita berkah dengan adanya bayi itu.”
Halimah berkata: “akupun pergi mengambil bayi itu, lalu aku gendong dia menuju kendaraanku. Ketika aku taruh dia dipangkuanku, maka air susuku menjadi deras, sehingga dia dan saudaranya dapat minum dengan puas, lalu keduanya tidur. Kami pun dapat merasakan tidur nyenyak yang sebelumnya tidak pernah kami rasakan. Dan ketika suamiku pergi melihat unta kami, maka ia mendapatinya sedang penuh air susunya. Lalu suamiku mengambil air susunya untuk kami minum bersama-sama hingga kami merasa puas dan kenyang. Itulah malam pertama yang kami lalui dengan kebaikan dan kebahagiaan.
Halimah berkata, “ketika pagi suamiku berkata: ‘ketahuilah! Hai halimah, sugguh kamu telah mengambil manusia pembawa berkah.’ Aku berkata: ‘demi allah, memang itu yang aku harapkan.’ Kemudian kami pergi. Sedang aku dan bayi yatim yang aku bawa menunggang keledaiku. Demi allah, keledaiku mampu menempuh perjalanan yang tidak mampu dilalui oleh keledai-keledai yang lain. Sehingga teman-temanku berkata padaku: ‘hai anak perempuan abi duaib, lihatlah kami, tidakkah ini keledaimu yang kamu tunggangi sebelumnya? Aku berkata: tentu, keledai ini adalah keledai yang aku tunggangi sebelumnya.’ Mereka berkata: ‘demi allah sekarang keledaimu lain daripada yang lain.’ Tidak lama kemudian, kami pun sampai dirumah didaerah bani sa’ad tanah didaerah bani sa’ad erupakan tanah yang paling gersang yang ada di bumi allah ini. Namun, ketika kami sampai dirumah, kami dapati kambing kambing kami sudah kenyang dan putingnya penuh dengan susu. Lalu kami memerasnya dan meminumnya. Sedang kambing tetanggaku tidak didapati setetespun air susu dari putingnya. Sehingga mereka berkata kepada tukang gembalanya: “gembalakanlah kambing-kambing ini dimana kambing halimah digembalakan.” Meski demikian, kambing mereka pulang dalam keadaan lapar dan tidak memiliki susu setetespun. Sedang kambing kambing kami, pulang dalam keadaan kenyang dan penuh dengan air susu.
Kami senantiasa mendapatkan tambahan kebaikan dari allah hingga muhammad berumur dua tahun dan aku menyapihnya. Muhammad mengalami pertumbuhan yang cepat, tidak seperti anak-anka yang lain. Ketika umurnya masih belum mencapai dua tahun dia sudah kelihatan sebagai anak yang kekar dan kuat. Kami kembalikan dia pada ibunya, Padahal kami masih sangat ingin dia tinggal bersama kami, sebab kami melihat berkah yang ada padanya. Kami memohon kepada ibunya, agar mengijinkan muhammad tetap tinggal bersama kami hingga besar dan kuat, dan dia mengijinkannya.

0 komentar:

Posting Komentar